
kehimbas
Dialek AArti dalam Bahasa Indonesia
bunyi suara, siksa
Contoh Penggunaan
Berikut ini beberapa contoh pengguna kata 'bunyi suara, siksa' dalam kalimat awalan, tengah dan akhiran:
Degha terhadop binatang dilaghang keghas.
Aniaya terhadap hewan dilarang keras.
Degha ayin bebuwat sai dibenoghken.
Aniaya bukanlah tindakan yang dibenarkan.
Degha terjadi sebab kughangno empati.
Aniaya terjadi karena kurangnya empati.
Pelisi ngesambut pelaghis sai degha jelema baghih.
Polisi menangkap pelaku yang aniaya orang lain.
Beliyau dihukum sebab degha kajongno.
Ia dihukum karena aniaya istrinya.
Masaghakat ngekecam bebuwat degha tercawa.
Masyarakat mengecam tindakan aniaya tersebut.
Laghis diadili lambung tepuhan degha.
Pelaku diadili atas tuduhan aniaya.
Bunyi geledek heno ngekejutken segala jelema.
Bunyi petir itu mengejutkan semua orang.
Bunyi lonceng ngebuktiken kala beghadu.
Bunyi lonceng menandakan waktu istirahat.
Bunyi alat tabuh heno bangat bangik bunyi.
Bunyi alat musik itu sangat merdu.
Anak-anak jebah sebab bunyi keghas anjak luwah.
Anak-anak kaget karena bunyi keras dari luar.
Beliyau ngedengis bunyi aneh anjak kamagh mandi.
Ia mendengar bunyi aneh dari kamar mandi.
Bunyi heno disangkanken ulah bunyi mesin cadang.
Suara itu disebabkan oleh bunyi mesin rusak.
Tigoh-tigoh terdengis bunyi keghas anjak hatok.
Tiba-tiba terdengar bunyi keras dari atap.
Rangkuman
Bahasa lampungnya bunyi suara, siksa adalah kehimbas
-
kehimbas merupakan sebuah kosakata dalam bahasa Lampung yang berasal dari Dialek A
- Kata kehimbas masuk kedalam dalam bahasa Lampung Dialek A
Tim Editor