
ghabbah
Dialek AArti dalam Bahasa Indonesia
dangkal, rendah, pendek
Contoh Penggunaan
Berikut ini beberapa contoh pengguna kata 'dangkal, rendah, pendek' dalam kalimat awalan, tengah dan akhiran:
Ghabbah wai batang haghi sebab musim kemarau.
Cetek air sungai karena musim kemarau.
Ghabbah bumbun heno ngeguwai anak-anak aman bugughau.
Cetek kolam itu membuat anak-anak aman bermain.
Ghabbah hiliyan wai heno ngeguwaino gampang luwap.
Cetek parit itu membuatnya mudah meluap.
Sekam ngerangi batang haghi sai ghabbah.
Kami menyeberangi sungai yang cetek.
Wai bumbun heno kliyakan bangat ghabbah.
Air kolam itu tampak sangat cetek.
Cukutno cuma basoh sebab waino ghabbah.
Kakinya hanya basah karena airnya cetek.
Batang haghi kecil heno sangun bangat ghabbah.
Sungai kecil itu memang sangat cetek.
Ghabbah sekali batang haghi di musim kemarau.
Dangkal sekali sungai di musim kemarau.
Ghabbah bumbun heno ngeguwai iwa gampang disambut.
Dangkal kolam itu membuat ikan mudah ditangkap.
Ghabbah bayangan gegoh heno bubahaya.
Dangkal pikiran seperti itu berbahaya.
Batang haghi ajo bangat ghabbah di aheghno.
Sungai ini sangat dangkal di ujungnya.
Pahhomno tentang ilmu heno ghabbah.
Pemahamannya tentang ilmu itu dangkal.
Waino mulai ghabbah.
Airnya mulai dangkal.
Kenalno pagun ghabbah.
Pengetahuannya masih dangkal.
Cocok.
Sesuai
Rangkuman
Bahasa lampungnya dangkal, rendah, pendek adalah ghabbah
-
ghabbah merupakan sebuah kosakata dalam bahasa Lampung yang berasal dari Dialek A
- Kata ghabbah masuk kedalam dalam bahasa Lampung Dialek A
Tim Editor